Sabtu, 31 Desember 2016

HUBUNGAN LOGIKA DENGAN ILMU-ILMU LAIN





ILMU MANTIQ DAN LOGIKA
“HUBUNGAN LOGIKA DENGAN ILMU-ILMU LAIN”

DOSEN PENGAMPU :
WIRA SUGIARTO,S.IP,M.Pd.I
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEfDtVBspSJ4e9-lh-6t7BWLojif3H8MBs0uQeBNHA3CpFvNO3lzFY_HICCOFfpL-skG_IzATxzZjrBeq-riZnsIrPnkNmzhWmQbC60WzwBL8mNUxheEFnQ244rTO0eauneRwxny4me1E/s1600/COVER++STAIN.jpg
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NURHAFIZA
PRODI : EKONOMI SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
BENGKALIS
2016/1438

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta alam. Sholawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepasa Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan.
Dalam melaksanakan tugas individu ini, tidak sedikit kesulitan dan kendala yang kami hadapi, baik menyangkut soal pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan, maupun sistematika penulisan makalah, dan lain sebagainya. Namun berkat semangat dan kerja keras kami disertai dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, kami penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya makalah yang berjudul Hubungan Logika dengan bahasa dan ilmu lainnya ini dengan baik.
 Meskipun makalah ini disusun untuk keperluan mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah STAIN Bengkalis, namun materi yang terkandung di dalamnya penting pula diketahui oleh mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah yang lain dan masyarakat pada umumnya.

                                                                                          Bengkalis  ,     31     Desember 2016                                                                                      
                                                                                                                                                          




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2              Rumusan Masalah …………………………………………………………1
1.3              Tujuan Penulisan…………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
2.1              Pengertian Logika........................................................................................ 2
2.2              Pengertian Bahasa........................................................................................ 3
2.3              Hubungan Logika Dengan Bahasa….…………………………………….3
2.4              Hubungan Logika Dengan ilmu ilmu lain………………………………..4
2.4.1  Hubungan Denagan Ilmu Psikologi………………………………...4
2.4.2  Hubungan Dengan Ilmu Metafisika………………………………..4
2.4.3  Hubungan dengan ilmu Epistemologi……………………………...5
2.4.4  Hubungan Logika Dan Ilmu Agama……………………………….6
BAB III PENUTUP
3.1        Kesimpulan.................................................................................................. 8
3.2        Saran…………………………………………………………………….…8
DAFTAR PUSTAKA




BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang  Masalah

Seiring dalam perkembangan zaman, manusia sering mengabaikan logika dalam berfikir dan membuat aturan. Kebanyakan orang-orang tersebut menganggap remeh tentang logika dan berfikir seenaknya saja, mereka menginginkan hal yang mudah dan praktis. Sehingga yang terjadi adalah kejanggalan-kejanggalan dalam komunitas masyarakat banyak.
Dibalik itu semua, diantara hubungan logika dengan ilmu-ilmu lain, terutama hubungan logika dengan bahasa sangat berpengaruh dalam kehidupan. Sekaligus untuk eksistensi masa depan yang lebih terpapar dan terencana. Yang prosesnya memang tidak mudah sebagaimana keinginan masyarakat saat ini yang berbeda jauh. Logika dan bahasa adalah dua kesatuan yang saling berhubungan erat.
1.2. Rumusan Masalah 
1.      Apa yang Dimaksud dengan Logika?
2.      Apa yang Dimaksud dengan Bahasa?
3.      Bagaimana Hubungan antara Logika dan Bahasa dan hubungan logika dengan ilmu lainnya ?
1.3. Tujuan Penulisan
1.     Mengetahui Pengertian Logika.
2.      Mengetahui Pengertian Bahasa.
3.      Mengetahui Hubungan antara Logika dan Bahasa.
4.      Memenuhi Tugas Mata Kuliah Logika/Ilmu Mantiq.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Logika
Logika adalah Ilmu tentang berfikir secara rasional untuk mencari kebenaran. Bagian dari filsafat yang objek penyelidikannya adalah budi atau akal.
Budi adalah salah satu sifat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia yang juga disebut sebagai hati nurani atau budi nurani. Budi nurani adalah pencerminan terbatas dari Tuhan Yang Maha Esa , maka dalam logika yang namanya Budi itu tidak hanya diselidiki tetapi juga sebagai alat.
Pengertian Logika Menurut Para Pakar:
Drs. Hasbullah. Bakry
  • Menyatakan di dalam bukunya “Sistematika Filsafat” Logika adalah ilmu yang mengatur penelitian hukum-hukum akal manusia sehingga menyebabkan pikiran dapat mencapai kebenaran.
  • Logika ilmu yang mempelajari pekerjaan akal yang dipandang dari jurusan benar dan salah.
  • Logika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari aturan-aturan dan cara berfikir yang dapat menyampaikan manusia kepada kebenaran
  1. Predjowiyatna
Yang dimaksud logika adalah Filsafat Budi yang mempelajari teknik berfikir untuk mengetahui bagaimana manusia berfikir dengan semestinya atau dengan seharusnya.
Fungsi budi disini salah satu sifat yang diberika Tuhan YME untuk mencari kebenaran, Budi teknik berfikir, hati kecil.
2.      Drs. Soemardi Soeryabrata
Logika adalah salah satu cabang filsafat, kata logika menunjukkan berbagai arti dalam filsafat dapat dibagi menjadi 6 arti pokok :
  • Logika sebagai ajaran berfikir;
  • Logika sebagai ajaran tentang pernyataan yang tertib dan jelas;
  • Logika sebagai ajaran ilmu pengetahuan;
  • Logika sebagai teknik ilmu pengetahuan;
  • Logika sebagai teori pengetahuan;
  • Logika sebagai metafisika akal;
2.2. Pengertian Bahasa
Adalah sebagai alat komunikasi untuk kita mengungkapkan pikiran kita guna memperoleh pengetahuan yang benar.
  • Bahasa yang baik dan benar dalam praktik kehidupan sehari-hari hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau kemampuan dasar dari setiap orang untuk berpikir logis.
  • Sebaliknya, suatu kemampuan berpikir logis tanpa kemampuan bahasa yang baik, maka ia tidak akan dapat menyampaikan isi pikiran kepada orang lain.
2.3. Hubungan Logika dengan Bahasa
Bahasa Dalam Logika
  • Bahasa merupakan alat berpikir yang apabila dikuasai dan digunakan dengan tepat, maka akan dapat membantu kita memperoleh kecakapan berpikir, berlogika dengan tepat.
  • Fungsi bahasa:
  • Fungsi ekspresif.
  • Fungsi direktif.
  • Fungsi informatif.
  • Contoh history: Sultan Mehmed II memarintahkan prajuritnya utk menguasai bahasa romawi dalam upaya menaklukan kota KonstantinopelTugas dan Objek Logika.
  1. Tugas dan Objek Logika
Tugas logika juga memberikan penerangan bagaimana seharusnya orang berpikir (Poedjawiyatna, 1978:2). Sedang objek penyelidikan logika adalah manusia itu sendiri.
Tujuan mempelajari logika adalah memecahkan masalah atau mencari jawab permasalahannya yang dapat dirumuskan: bagaimana seharusnya manusia dapat berpikir dengan baik dan benar.
  1. Logika dan Bahasa
Pengetahuan sebagai hasil proses tahu manusia baru tampak nyata apabila dikatakan. Artinya diungkapkan dalam bentuk kata atau bahasa. Dalam ilmu pengetahuan, bahasa harus mampu mengungkapkan maksud si penutur dengan setepat-tepatnya. Bahasa ilmu pengetahuan harus logis. Ilmu berarti pengetahuan-tahu, sebagai hasil proses berpikir harus mengikuti aturan-aturan, yaitu logika.
.              2.4. Hubungan Logika Dengan Ilmu-ilmu Lain
1.    Hubungan dengan Ilmu Psikologi
Dalam Psikologi membicarakan perkembangan pikiran tentang pengalaman melalui proses subjektif di dalam jiwa. Dengan demikian, Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berfikir. Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membimbing akal untuk berfikir (bagaimana seharusnya). Untuk dapat berfikir bagaimana seharusnya, kita terlebih dahulu harus mengetahui tentang bagaimana manusia itu berfikir. Di sinilah letak hubungan antara Psikologi dan Logika.
Logika berfungsi memikirkan segala sesuatu tentang jiwa manusia. Maka fungsi logika adalah untuk membahas proses yang berfikir dengan kejiwaan manusia.
  Ø  Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berpikir.
  Ø   Psikologi memberikan gambaran bagaimana manusia berpikir.
  Ø  Sementara logika adalah cabang filsafat yang bertujuan membimbing akal untuk berpikir (bagaimana seharusnya).
Contoh Kasus: Anggota DPR adalah manusia
                        Koruptor kebanyakan anggota DPR
                        Hukuman bagi koruptor sangatlah ringan
Jadi: Anggota DPR melakukan korupsi karena hukumannya ringan.

2.         Hubungan dengan Ilmu Metafisika
Logika berfungsi untuk menyelidiki hal-hal ada dan mungkin ada dengan metafisika. Maka logika mempunyai fungsi untuk menyelidiki tentang pengertian kebenaran yang ada dibalik alam semesta.
Ø  Metafisika mempelajari hakikat realitas.
Ø  Hakikat realitas dapat dicari dan ditemukan dibalik sesuatu yang tampak atau nyata.
Ø  Metafisika selalu mencari kebenaran/hakekat realitas dibalik yang tampak dan nyata.
Ø  Hukum-hukum logika bagi metafisika bukan apa yang telah dirumuskan yang akan menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada dibalik rumusan tersebut.
Semakin mampu berpikir logis, orang tidak akan mudah tertipu oleh kebenaran yang tampak.
3.          Hubungan dengan Epistemologi (Dasar Pengetahuan)
Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat realitas. Hakikat realitas tersebut dapat dicari dan ditemukan di balik sesuatu yang tampak atau nyata. Oleh sebab itu, metafisika selalu mencari kebenaran atau hakikat realitas di balik yang tampak dan nyata. Sikap seperti ini adalah kritis, yaitu suatu sikap yang selalu ingin tahu dan membuktikan tentang sesuatu yang sudah atau serba dianggap benar. Teori dalam metafisika bahwa kenyataan kebenaran atau hakikat realitas bukanlah apa yang tampak, tetapi apa yang berada di balik yang tampak.
Dalil-dalil atau hukum-hukum dalam logika bagi metafisika bukan apa yang telah dirumuskan yang menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada di balik rumusan tersebut. Dengan demikian, bagi logika, metafisika merupakan kritik terhadap dalil dan hukumnya. Semakin erat hubungan metafisika dengan logika, kebenaran logis akan semakin dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, kebenaran logis mendekat pada hakikat realitas. Semakin mampu berfikir logis, orang tidak akan mudah tertipu oleh kebenaran yang tampak.
Epistemologi menyelidiki sumber pengetahuan kita mungkin atau tidaknya kita mengenal kebenaran dan apabila mungkin maka bagaimana caranya kita dapat mencari kebenaran itu.
Hubungan logika dengan epistemology adalah sama-sama dari cabang besar filsafat, yaitu teori pengetahuan. Epistemologi merupakan pengetahuan dari segi isinya, sedangkan logika merupakan kebenaran ditinjau dari segi bentuknya. Ini tertuang dalam cabang besar filsafat yaitu:

a)      Persoalan keberadaan atau eksistensi, yaitu metafisika.
b)      Persoalan pengetahuan atau kebenaran, yaitu epistemology dan logika.
c)      Persoalan nilai, yaitu etika dan estetika.


4.   Hubungan Logika Dan Ilmu Agama
Apa manfa’at dari hubungan keduanya bagi manusia? Murtadha Muthahhari dalam bukunya menjelaskan “Logika memberikan kepada kita cara berfikir yang benar dan logika juga memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, sedangkan agama memberikan cinta, harapan dan kehangatan, agama juga mebawa pada revolusi spritual”.
Dalam makalahnya “an introduction to logic” Ir. Husain Heriyanto, M.Hum mencontohkan hubungan logika dengan ilmu agama “logika dapat berperan dalam proses pembentukan hukum ini berkaitan dengan ilmu ushul fiqh. Sebagaimana yang kita ketahui logika adalah alat analisis dalam proses berpikir, lantas pertanyannya adalah apa kegunaan logika dalam ilmu agama? Logika memiliki peran yang penting dalam penarikan kesimpulan yang dilaku oleh para ahli agama dari premis-premis atau kesimpulan yang ada dalam al-qur’an yang merupakan sumber dasar dari ahli agama, contohnya; dalam al-qur’an terdapat keterangan bahwa “khamer dan anggur itu haram”. Kata “kamer dan anggur itu haram” kata ini dalam logika ini namanya kesimpulan, kalau kata “khamer dan anggur itu haram” adalah kesimpulan, lalu premis mayor dan premis minornya kata apa? Ya tetunya kita buat premis mayor dan premis minornya. Karena alasan atau asbab al-nuzul di haramkan khamer dan anggur itu memabukkan, jadi premis mayornya adalah “semua yang memabukkan itu haram” dan premis minornya adalah “khamer dan anggur itu memabukkan”.
Premis Mayor : Semua yang memabukkan Itu Haram.
Premis Minornya : Khamer dan anggur Itu memabukkan.
Kesimpulanya : Khamer dan anggur Itu haram.
Contoh yang lain dalam al-quran ada keterangan bahawa zina itu haram diambil dari fiman Tuhan “Jangan kamu mendekati zina”.
Premis Mayor : Segalah sesatu yang mendekati zina itu haram.
Premis Minornya : Ciuman adalah mendekati zina.
Kesimpulanya : Jadi ciuman itu haram.
Ini merupakan contoh yang sederhana, yang menggambarkan pentingnya logika dalam hubungannya dengan ilmu agama dan masih sangat banyat peran logika dalam menganalisa kajian keagamaan.
Hubungan Ilmu Logika dengan ilmu ilmu lainnya, dapat dilihat dari segi obyek bahasannya yang universal, yaitu tashawwur dan tashdiq. Sebab, setiap disiplin ilmu berisikan tashawwur dan tashdiq. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa hubungan Ilmu mantik dengan ilmu ilmu lainnya terletak pada fungsinya sebagai alat dan kaidah pembuatan teori yang menjadi isi setiap disiplin ilmu.





 
 



BAB III
PENUTUP
        3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Manthiq atau bisa juga disebut Ilmu Logika yaitu ilmu yang membahas tentang tata aturan berfikir yang benar berkenaan dengan objek pikir untuk menemukan kebenaran logis dan menjaga dari kesalahan dalam berfikir.
Hubungan Ilmu Logika dengan ilmu ilmu lainnya, dapat dilihat dari segi obyek bahasannya yang universal, yaitu tashawwur dan tashdiq. Sebab, setiap disiplin ilmu berisikan tashawwur dan tashdiq. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa hubungan Ilmu mantik dengan ilmu ilmu lainnya terletak pada fungsinya sebagai alat dan kaidah pembuatan teori yang menjadi isi setiap disiplin ilmu.
        3.2. Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya dengan makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam menyuguhkan motivasi yang intrinsik untuk segera mempelajari ilmu logika sehingga kita dapat meminimalisasi kesalahan dalam berfikir.
Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan kekeliruan. Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan kritik konstruktif sebagai upaya pembangunan mental guna penyelesaian pada makalah-makalah selanjutnya. Dan, hal itu penulis harapkan dengan kerendahan hati dan ketulusan jiwa






DAFTAR PUSTAKA

 Departemen P & K, Kamus besar bahasa Indonesia, 1989, Balai Pustaka, Jakarta.
Alex Lanur OFM, Logika Selayang Pandang, Kanisius, 1983.
Mundiri,  Logika,  Rajawali Press bekerjasama dengan Badan Penerbitan IAIN Walisongo Press, Cetakan keempat, 2000.
W. Poespoprojo, Logika Ilmu Menalar,  Pustaka Grafika,Bandung, 1999.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar