ILMU MANTIQ DAN LOGIKA
“HUBUNGAN LOGIKA
DENGAN ILMU-ILMU LAIN”
DOSEN PENGAMPU :
WIRA SUGIARTO,S.IP,M.Pd.I
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NURHAFIZA
PRODI : EKONOMI
SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI ( STAIN )
BENGKALIS
2016/1438
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, Tuhan
pencipta dan pemelihara alam semesta alam. Sholawat dan salam semoga senantiasa
Allah limpahkan kepasa Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan
para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan.
Dalam melaksanakan tugas individu ini, tidak sedikit
kesulitan dan kendala yang kami hadapi, baik menyangkut soal pengaturan waktu,
pengumpulan bahan-bahan, maupun sistematika penulisan makalah, dan lain
sebagainya. Namun berkat semangat dan kerja keras kami disertai dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat
diatasi dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, kami penulis mengucapkan terima kasih yang
tiada terhingga dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya makalah yang berjudul Hubungan
Logika dengan bahasa dan ilmu lainnya ini dengan baik.
Meskipun makalah ini
disusun untuk keperluan mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah
STAIN Bengkalis, namun materi yang terkandung di dalamnya penting pula
diketahui oleh mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah yang lain dan masyarakat pada
umumnya.
Bengkalis , 31
Desember 2016
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang............................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah …………………………………………………………1
1.3
Tujuan Penulisan…………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Logika........................................................................................ 2
2.2
Pengertian Bahasa........................................................................................ 3
2.3
Hubungan Logika Dengan Bahasa….…………………………………….3
2.4
Hubungan Logika Dengan ilmu ilmu lain………………………………..4
2.4.1 Hubungan Denagan Ilmu
Psikologi………………………………...4
2.4.2 Hubungan Dengan Ilmu
Metafisika………………………………..4
2.4.3 Hubungan dengan ilmu
Epistemologi……………………………...5
2.4.4 Hubungan Logika Dan Ilmu Agama……………………………….6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 8
3.2 Saran…………………………………………………………………….…8
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Seiring dalam perkembangan zaman,
manusia sering mengabaikan logika dalam berfikir dan membuat aturan. Kebanyakan
orang-orang tersebut menganggap remeh tentang logika dan berfikir seenaknya
saja, mereka menginginkan hal yang mudah dan praktis. Sehingga yang terjadi
adalah kejanggalan-kejanggalan dalam komunitas masyarakat banyak.
Dibalik itu semua, diantara hubungan
logika dengan ilmu-ilmu lain, terutama hubungan logika dengan bahasa sangat
berpengaruh dalam kehidupan. Sekaligus untuk eksistensi masa depan yang lebih
terpapar dan terencana. Yang prosesnya memang tidak mudah sebagaimana keinginan
masyarakat saat ini yang berbeda jauh. Logika dan bahasa adalah dua kesatuan
yang saling berhubungan erat.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang Dimaksud dengan Logika?
2.
Apa yang Dimaksud dengan Bahasa?
3.
Bagaimana Hubungan antara Logika dan Bahasa dan hubungan logika
dengan ilmu lainnya ?
1.3.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui Pengertian
Logika.
2.
Mengetahui Pengertian Bahasa.
3.
Mengetahui Hubungan antara Logika dan Bahasa.
4.
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Logika/Ilmu Mantiq.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Logika
Logika adalah Ilmu tentang berfikir
secara rasional untuk mencari kebenaran. Bagian dari filsafat yang objek
penyelidikannya adalah budi atau akal.
Budi adalah salah satu sifat yang
diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia yang juga disebut sebagai hati
nurani atau budi nurani. Budi nurani adalah pencerminan terbatas dari Tuhan
Yang Maha Esa , maka dalam logika yang namanya Budi itu tidak hanya diselidiki
tetapi juga sebagai alat.
Pengertian Logika Menurut Para Pakar:
Drs.
Hasbullah. Bakry
- Menyatakan di dalam bukunya “Sistematika Filsafat” Logika adalah ilmu yang mengatur penelitian hukum-hukum akal manusia sehingga menyebabkan pikiran dapat mencapai kebenaran.
- Logika ilmu yang mempelajari pekerjaan akal yang dipandang dari jurusan benar dan salah.
- Logika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari aturan-aturan dan cara berfikir yang dapat menyampaikan manusia kepada kebenaran
- Predjowiyatna
Yang dimaksud logika adalah Filsafat
Budi yang mempelajari teknik berfikir untuk mengetahui bagaimana manusia
berfikir dengan semestinya atau dengan seharusnya.
Fungsi budi disini salah satu sifat
yang diberika Tuhan YME untuk mencari kebenaran, Budi teknik berfikir, hati
kecil.
2.
Drs.
Soemardi Soeryabrata
Logika adalah salah satu cabang filsafat, kata logika
menunjukkan berbagai arti dalam filsafat dapat dibagi menjadi 6 arti pokok :
- Logika sebagai ajaran berfikir;
- Logika sebagai ajaran tentang pernyataan yang tertib dan jelas;
- Logika sebagai ajaran ilmu pengetahuan;
- Logika sebagai teknik ilmu pengetahuan;
- Logika sebagai teori pengetahuan;
- Logika sebagai metafisika akal;
2.2. Pengertian Bahasa
Adalah sebagai alat komunikasi untuk
kita mengungkapkan pikiran kita guna memperoleh pengetahuan yang benar.
- Bahasa yang baik dan benar dalam praktik kehidupan sehari-hari hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau kemampuan dasar dari setiap orang untuk berpikir logis.
- Sebaliknya, suatu kemampuan berpikir logis tanpa kemampuan bahasa yang baik, maka ia tidak akan dapat menyampaikan isi pikiran kepada orang lain.
2.3. Hubungan Logika dengan Bahasa
- Bahasa merupakan alat berpikir yang apabila dikuasai dan digunakan dengan tepat, maka akan dapat membantu kita memperoleh kecakapan berpikir, berlogika dengan tepat.
- Fungsi bahasa:
- Fungsi ekspresif.
- Fungsi direktif.
- Fungsi informatif.
- Contoh history: Sultan Mehmed II memarintahkan prajuritnya utk menguasai bahasa romawi dalam upaya menaklukan kota KonstantinopelTugas dan Objek Logika.
- Tugas dan Objek Logika
Tugas logika juga memberikan
penerangan bagaimana seharusnya orang berpikir (Poedjawiyatna, 1978:2). Sedang
objek penyelidikan logika adalah manusia itu sendiri.
Tujuan mempelajari logika adalah
memecahkan masalah atau mencari jawab permasalahannya yang dapat dirumuskan:
bagaimana seharusnya manusia dapat berpikir dengan baik dan benar.
- Logika dan Bahasa
Pengetahuan sebagai hasil proses
tahu manusia baru tampak nyata apabila dikatakan. Artinya diungkapkan dalam
bentuk kata atau bahasa. Dalam ilmu pengetahuan, bahasa harus mampu
mengungkapkan maksud si penutur dengan setepat-tepatnya. Bahasa ilmu
pengetahuan harus logis. Ilmu berarti pengetahuan-tahu, sebagai hasil proses
berpikir harus mengikuti aturan-aturan, yaitu logika.
. 2.4. Hubungan Logika Dengan Ilmu-ilmu Lain
1.
Hubungan dengan Ilmu Psikologi
Dalam Psikologi membicarakan
perkembangan pikiran tentang pengalaman melalui proses subjektif di dalam jiwa.
Dengan demikian, Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan
berfikir. Logika sebagai cabang filsafat bertujuan membimbing akal untuk
berfikir (bagaimana seharusnya). Untuk dapat berfikir bagaimana seharusnya,
kita terlebih dahulu harus mengetahui tentang bagaimana manusia itu berfikir.
Di sinilah letak hubungan antara Psikologi dan Logika.
Logika berfungsi
memikirkan segala sesuatu tentang jiwa manusia. Maka fungsi logika adalah untuk
membahas proses yang berfikir dengan kejiwaan manusia.
Ø Psikologi memberikan keterangan mengenai sejarah perkembangan berpikir.
Ø Psikologi memberikan gambaran bagaimana manusia berpikir.
Ø Sementara logika adalah cabang filsafat yang bertujuan membimbing akal
untuk berpikir (bagaimana seharusnya).
Contoh Kasus: Anggota
DPR adalah manusia
Koruptor
kebanyakan anggota DPR
Hukuman bagi koruptor sangatlah ringan
Jadi: Anggota DPR
melakukan korupsi karena hukumannya ringan.
2.
Hubungan dengan Ilmu Metafisika
Logika berfungsi untuk
menyelidiki hal-hal ada dan mungkin ada dengan metafisika. Maka logika
mempunyai fungsi untuk menyelidiki tentang pengertian kebenaran yang ada
dibalik alam semesta.
Ø Metafisika mempelajari hakikat realitas.
Ø Hakikat realitas dapat dicari dan ditemukan dibalik sesuatu yang tampak
atau nyata.
Ø Metafisika selalu mencari kebenaran/hakekat realitas dibalik yang tampak
dan nyata.
Ø Hukum-hukum logika bagi metafisika bukan apa yang telah dirumuskan yang
akan menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada dibalik rumusan tersebut.
Semakin mampu berpikir
logis, orang tidak akan mudah tertipu oleh kebenaran yang tampak.
3.
Hubungan dengan Epistemologi (Dasar Pengetahuan)
Metafisika merupakan
cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat realitas. Hakikat realitas
tersebut dapat dicari dan ditemukan di balik sesuatu yang tampak atau nyata.
Oleh sebab itu, metafisika selalu mencari kebenaran atau hakikat realitas di
balik yang tampak dan nyata. Sikap seperti ini adalah kritis, yaitu suatu sikap
yang selalu ingin tahu dan membuktikan tentang sesuatu yang sudah atau serba
dianggap benar. Teori dalam metafisika bahwa kenyataan kebenaran atau hakikat
realitas bukanlah apa yang tampak, tetapi apa yang berada di balik yang tampak.
Dalil-dalil atau
hukum-hukum dalam logika bagi metafisika bukan apa yang telah dirumuskan yang
menjadi hakikat kebenaran, tetapi apa yang ada di balik rumusan tersebut.
Dengan demikian, bagi logika, metafisika merupakan kritik terhadap dalil dan
hukumnya. Semakin erat hubungan metafisika dengan logika, kebenaran logis akan
semakin dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, kebenaran logis mendekat
pada hakikat realitas. Semakin mampu berfikir logis, orang tidak akan mudah
tertipu oleh kebenaran yang tampak.
Epistemologi menyelidiki sumber
pengetahuan kita mungkin atau tidaknya kita mengenal kebenaran dan apabila
mungkin maka bagaimana caranya kita dapat mencari kebenaran itu.
Hubungan logika dengan epistemology adalah sama-sama dari cabang besar filsafat, yaitu teori pengetahuan.
Epistemologi merupakan pengetahuan dari segi isinya, sedangkan logika merupakan
kebenaran ditinjau dari segi bentuknya. Ini tertuang dalam cabang besar
filsafat yaitu:
a)
Persoalan keberadaan atau eksistensi, yaitu
metafisika.
b)
Persoalan pengetahuan atau kebenaran, yaitu
epistemology dan logika.
c)
Persoalan nilai, yaitu etika dan estetika.
4. Hubungan Logika Dan Ilmu Agama
Apa manfa’at dari
hubungan keduanya bagi manusia? Murtadha Muthahhari dalam bukunya menjelaskan
“Logika memberikan kepada kita cara berfikir yang benar dan logika juga
memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan,
sedangkan agama memberikan cinta, harapan dan kehangatan, agama juga mebawa
pada revolusi spritual”.
Dalam makalahnya “an
introduction to logic” Ir. Husain Heriyanto, M.Hum mencontohkan hubungan
logika dengan ilmu agama “logika dapat berperan dalam proses pembentukan hukum
ini berkaitan dengan ilmu ushul fiqh. Sebagaimana yang kita ketahui logika
adalah alat analisis dalam proses berpikir, lantas pertanyannya adalah apa
kegunaan logika dalam ilmu agama? Logika memiliki peran yang penting dalam
penarikan kesimpulan yang dilaku oleh para ahli agama dari premis-premis atau kesimpulan
yang ada dalam al-qur’an yang merupakan sumber dasar dari ahli agama,
contohnya; dalam al-qur’an terdapat keterangan bahwa “khamer dan anggur itu
haram”. Kata “kamer dan anggur itu haram” kata ini dalam logika ini
namanya kesimpulan, kalau kata “khamer dan anggur itu haram” adalah
kesimpulan, lalu premis mayor dan premis minornya kata apa? Ya tetunya kita
buat premis mayor dan premis minornya. Karena alasan atau asbab al-nuzul di
haramkan khamer dan anggur itu memabukkan, jadi premis mayornya adalah “semua
yang memabukkan itu haram” dan premis minornya adalah “khamer dan anggur
itu memabukkan”.
Premis Mayor : Semua
yang memabukkan Itu Haram.
Premis Minornya : Khamer
dan anggur Itu memabukkan.
Kesimpulanya : Khamer
dan anggur Itu haram.
Contoh yang lain dalam
al-quran ada keterangan bahawa zina itu haram diambil dari fiman Tuhan “Jangan
kamu mendekati zina”.
Premis Mayor : Segalah
sesatu yang mendekati zina itu haram.
Premis Minornya : Ciuman
adalah mendekati zina.
Kesimpulanya : Jadi
ciuman itu haram.
Ini merupakan contoh
yang sederhana, yang menggambarkan pentingnya logika dalam hubungannya dengan
ilmu agama dan masih sangat banyat peran logika dalam menganalisa kajian
keagamaan.
Hubungan Ilmu Logika dengan ilmu ilmu lainnya, dapat dilihat dari segi
obyek bahasannya yang universal, yaitu tashawwur dan tashdiq. Sebab, setiap
disiplin ilmu berisikan tashawwur dan tashdiq. Dengan demikian, dapat dipahami
bahwa hubungan Ilmu mantik dengan ilmu ilmu lainnya terletak pada fungsinya
sebagai alat dan kaidah pembuatan teori yang menjadi isi setiap disiplin ilmu.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Manthiq atau
bisa juga disebut Ilmu Logika yaitu ilmu yang membahas tentang tata aturan
berfikir yang benar berkenaan dengan objek pikir untuk menemukan kebenaran
logis dan menjaga dari kesalahan dalam berfikir.
Hubungan Ilmu Logika dengan ilmu ilmu lainnya, dapat dilihat dari segi
obyek bahasannya yang universal, yaitu tashawwur dan tashdiq. Sebab, setiap
disiplin ilmu berisikan tashawwur dan tashdiq. Dengan demikian, dapat dipahami
bahwa hubungan Ilmu mantik dengan ilmu ilmu lainnya terletak pada fungsinya
sebagai alat dan kaidah pembuatan teori yang menjadi isi setiap disiplin ilmu.
3.2. Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir
tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur.
Setidaknya dengan makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam
menyuguhkan motivasi yang intrinsik untuk segera mempelajari ilmu logika
sehingga kita dapat meminimalisasi kesalahan dalam berfikir.
Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan
kekeliruan. Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan
kritik konstruktif sebagai upaya pembangunan mental guna penyelesaian pada
makalah-makalah selanjutnya. Dan, hal itu penulis harapkan dengan kerendahan
hati dan ketulusan jiwa
DAFTAR PUSTAKA
Departemen P
& K, Kamus besar bahasa Indonesia, 1989, Balai Pustaka, Jakarta.
Alex Lanur OFM, Logika Selayang Pandang,
Kanisius, 1983.
Mundiri, Logika, Rajawali Press
bekerjasama dengan Badan Penerbitan IAIN Walisongo Press, Cetakan keempat,
2000.
W. Poespoprojo, Logika Ilmu Menalar,
Pustaka Grafika,Bandung, 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar